Anda mungkin sudah sering mendengar terkait Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali. Namun, pernahkan Anda penasaran terkait sejarah dari patung Garuda Wisnu Kencana tersebut? Nah, jika penasaran, yuk telusuri sejarahnya di artikel ini!
Dibalik kemegahan dan keindahan patung ikonik di Bali ini, ternyata menyimpan proses pembuatan yang cukup menarik. Salah satunya yaitu pernah terjadi pemberhentian selama 1 dekade saat pembuatan patung. Dan artikel ini akan mengulas lengkap tentang sejarah GWK.
Sebelum membahas lebih dalam, Garuda Wisnu Kencana ini merupakan sebuah patung yang berada di kawasan Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana. Kawasan ini memiliki luas wilayah 60 Ha, dengan kapasitas pengunjung 3000 – 5000 orang per hari.
Patung Garuda Wisnu Kencana ini tepatnya berada di desa Ungasan, Kuta Selatan, Badung, Bali. Di area patung ini juga terdapat berbagai tempat menarik yang bisa Anda kunjungi. Seperti Lotus Pond, Street Theater, Indraloka Garden, Asana Artseum, dan Plaza Wisnu.
Profil Patung Garuda Wisnu Kencana
Ukuran Patung Garuda Wisnu Kencana ini memiliki tinggi 121 meter, dan termasuk patung yang tertinggi ketiga di dunia. Selain itu, Patung GWK ini juga merupakan patung berbahan logam terbesar di dunia.
Untuk bahan Patung Garuda Wisnu Kencana ini terbuat dari campuran berbagai logam. Diantaranya yaitu tembaga, baja, dan kuningan. Kuningan dipilih sebagai salah satu bahan patung ini karena sifat logam kuningan yang anti korosi.
Dengan tinggi total 121 meter, Patung GWK ini mempunyai berat mencapai 4000 ton. Dengan ukuran yang begitu besar ini, membuat Anda bisa melihat Patung Garuda Wisnu Kencana dari jarak radius 20 km, atau Anda bisa melihatnya dari Kuta dan Nusa Dua.
Namun, mungkin sedikit kurang jelas ya untuk wujud dari patung GWK ini. Nah, untuk detail wujud dari Patung GWK ini berupa patung dari Dewa Wisnu yang sedang menunggangi Burung Garuda.
Desain tersebut tentunya tidak sembarang dibuat. Melainkan mengandung filosofi yang cukup bermakna, terlebih bagi para penganut agama Hindu. Makna dari Dewa Wisnu dan Burung Garuda ini saling berkesinambungan menjadi arti yang sangat indah.
Arti dari Patung Dewa Wisnu adalah sebagai simbol pemelihara, penjaga, dan penyelamat dari alam semesta, ekosistem dunia yang pada saat ini sudah mulai rusak karena tangan-tangan manusia.
Sebagaimana kepercayaan dari masyarakat Hindu, bahwa Dewa Wisnu adalah dewa pemelihara alam semesta. Sedangkan Burung Garuda sendiri pada hakikatnya merupakan hewan tunggangan Dewa Wisnu seperti yang tertulis di kitab Mahabarata.
Sejarah dan Keunikan Patung Garuda Wisnu Kencana
Sebagai ikon pariwisata di Kota Bali, lantas kiranya ada sejarah apa dibalik Patung Garuda Wisnu Kencana ini? Pada awal mulanya, Patung Garuda Wisnu Kencana ini digagas oleh seniman asal Bali bernama I Nyoman Nuarta pada tahun 1989.
Pada asalnya gagasan tersebut sudah ada sejak tahun 80-an. Namun baru bisa terealisasi pengerjaannya pada tahun 1990 di masa pemerintahan Presiden Soeharto. Hal ini dikarenakan awalnya terdapat penolakan oleh masyarakat terkait ide tersebut.
Masyarakat menilai pembangunan patung dengan ukuran raksasa tersebut hanyalah menghambur-hamburkan uang saja. Namun I Nyoman Nuarta tidak lantas putus asa. Sekitar 8 tahun lamanya seniman Bali ini mengenalkan mahakarya Patung GWK kepada masyarakat.
Hingga akhirnya disetujui oleh Presiden Soeharto, dan kemudian karya ini mulai dikerjakan 7 tahun kemudian. Tepatnya pada 8 Juni tahun 1997 merupakan tanggal peletakkan batu pertama Patung Garuda Wisnu Kencana.
Belum berhenti sampai disitu, sejarah pembuatan Patung Garuda Wisnu Kencana kembali mengalami halangan lagi. Baru beberapa bulan pengerjaan, proses tersebut harus dihentikan sementara sekitar tahun 1997-1998 karena saat itu Indonesia mengalami krisis moneter.
Dan baru dilanjutkan sekitar 15 tahun kemudian, yaitu pada tahun 2013. Sehingga akhirnya bisa diresmikan di tahun 2018, yaitu saat periode pemerintahan Presiden Jokowi. Maka jika disimpulkan, sejarah pembuatan Patung Garuda Wisnu Kencana ini memakan waktu 28 tahun.
Kemudian pada proses pembuatannya pun patung GWK ini telah melalui berbagai proses uji coba. Diantaranya yaitu uji ketahanan angin atau windnel test di Australia dan Kanada, tes rongga secara berkala atau cravity test, dan soil test.
Patung dengan bahan dasar tembaga, baja, dan kuningan ini memiliki total berat 4000 ton. Ditopang oleh 21.000 batang baja dengan berat 2000 ton dan memiliki total 170.000 baut. Dengan total biaya pembuatan sebesar 450 miliar rupiah.
Tepat pada tanggal 12 September 2018, patung GWK selesai dibangun. Kemudian diadakan acara syukuran dengan tajuk “Swadharma Ning Pertiwi” yang dihadiri langsung oleh Presiden Jokowi dan juga I Nyoman Nuarta selaku penggagas ide Patung GWK.
Dan hingga saat ini, Patung Garuda Wisnu Kencana masih berdiri gagah menyambut para wisatawan yang datang ke Bali. Tentu selain karena desainnya yang indah, bahan-bahan material yang dipilih juga menjadi faktor pendukung kokoh dan awetnya patung ini.
Pengrajin Kuningan Profesional
Kuningan menjadi material bangunan yang cukup banyak digunakan untuk membuat konstruksi-konstruksi rumah tangga. Apabila Anda ingin membuat kerajinan rumah tangga dengan bahan kuningan, langsung saja hubungi pengrajin kuningan Boyolali.
Roemah Tembaga merupakan pengrajin tembaga dan kuningan di Boyolali yang siap memenuhi kebutuhan Anda akan kerajinan rumah tangga yang estetik dan elegan. Tentu diiringi dengan kualitas terbaik dan pelayanan profesional.
Demikian ulasan singkat terkait sejarah Patung Garuda Wisnu Kencana. Tentu jika Anda berkunjung ke Bali jangan lewatkan kesempatan ke destinasi wisata yang indah dan menakjubkan ini ya!